Jurnal Kromaografi Kolom

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

KROMATOGRAFI KOLOM



NAMA                     : Novia Rahmadhani

NIM                         : A1C119023

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILIMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021


PERCOBAAN KE-11

 

I.              Judul                 : Kromatografi Kolom

II.           Hari/Tanggal    : Senin, 10 Mei  2021

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dilakukan percobaan kali ini adalah

1.      Untuk mengetahui prinsip  kromatografi kolom

2.      Untuk mengetahui cara pemisahan dengan kromatografi kolom

3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kromatografi kolom

IV.        Landasan Teori

Suatu metode pemisahan suatu senyawa yang didasarkan pada adsorpsi dan partisi adalah kromatografi kolom. Pada kromatografi kolom ini, bahan kimia yang digunakan sebagai fasa diam dan fasa gerak jumlahnya cukup banyak tergantung pada ukuran kolom gelas. Pemisahan dengan kromatografi kolom memerlukan waktu yang cukup lama yang disebabkan laju alir dari fasa gerak yang dipengaruhi gaya gravitasi bumi. Selain itu, dengan besarnya ukuran diameter suatu partikel membuat luas permukaan faasa diam menjadi lebih kecil sehingga ruang berinteraksi antara komponen-komponen dengan fasa diam menjadi terbatas ( Hendayana, 2006).

Contoh dari kromatografi yang dilakukan dengan retensi pelarut pada permukaan adsorben ialah kromatografi kolom adsorbsi. Pada kromatografi kolom adsorbsi, fasa diamnya adalah zat padat sedangkan fasa geraknya merupakan zat cair ataupun gas. Kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dan kromatografi kolom adsorbs merupakan bagian dari kromatografi cair-padat (Gandjar, 2007).

Pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan alat yang berupa pipa gelas yang terdapat kran pada bagian bawah kolom yang digunakan untuk mengatur aliran zat cair, ukuran dari kolom yang digunakan bergantung pada zat yang akan dipindahkan. Pemisahan campuran dengan kromatografi kolom dapat dilakukan dengan mengisi kolom dengan bahan penyerap seperti contohnya lumina. Penambahan pelarut menyebabkan komponen akan bergerak turun dari kolom dan di bagian atas dari kolom akan terjadi kesetimbangan yang baru antara bahan penyerap, komponen campuran dan juga eluen (Yazid, 2005).

 

V.      Alat & Bahan

5.1      Alat

1.      Kolom

2.      Labu Erlenmeyer

3.      Cawan porselen

4.      Gelas kimia

5.      Corong

6.      Pipet Pasteur

7.      Vial

5.2     Bahan

1.     Silica gel

2.     N-hexane

3.     Etil asetat

4.     Alumunium foil

5.     Ekstrak rimpang kencur

 

V.       Prosedur Kerja

1.       Dicampurkan n-heksana dengan etil asetat dengan perbandingan 4:1

2.       Ditimbang silica gel sebanyak 50 gram

3.       Dimasukkan silica gel ke dalam Erlenmeyer

4.      Ditambahkan fase gerak hingga semua silica gel terbasahi kemudian diaduk dan ditutup dengan alumunium foil

5.       Dituang campuran silica gel dengan eluen ke dalam kolom dengan bantuan corong gelas

6.      Dibuka stopper di bagian bawah kolom untuk mengeluarkan eluen. Jika masih ada sisa silica gel dalam labu Erlenmeyer, ditambahkan lagi eluen dan masukkan dalam kolom

7.       Ditutup stopper di bagian bawah kolom

8.       Dipastikan eluen dalam kolom terisi penuh, kemudian tutup dengan alumunium foil dan rekatkan dengan karet gelang

9.       Didiamkan selama 1-2 jam sebelum digunakan

10.  Disiapkan 0,5 gram ekstrak rimpang kencur dan 0,5 gram silica gel lalu ditambahkan silica gel sedikit demi sedikit ke dalam ekstrak lalu diaduk dan menjadi serbuk

11.  Dibuka penutup alumunium foil dari kolom dan dikeluarkan eluen dari kolom dengan cara membuka stopper dari bagian bawah kolom

12.   Dikeluarkan eluen hingga batas 0,5 cm dari permukaan atas fase diam lalu stopper ditutup

13.  Dimasukkan sampel kering ke dalam kolom dan pastikan sampel terdistribusi merata di atas kolom

14.   Disiapkan silica gel sebanyak 0,5 gram dan masukkan ke dalam kolom

15.   Ditambahkan eluen melalui dinding kolom dengan pipet Pasteur

16.  Dialirkan eluen dan tampung dalam beaker. Beberapa ml eluen yang keluar pertama kali dari kolom dapat dibuang

17.  Ditampung fraksi dalam vial yang sudah ditara sebanyak 10 ml dan sudah ditandai nomor dan dibiarkan hingga sebagian besar eluen menguap

18.   Dilakukan monitoring hasil kromatografi kolom dengan KLT

 

Video : https://youtu.be/x2vyBTezcy0

Pertanyaan :

1.      Mengapa setelah dimasukkan eluen dan silica gel ke dalam kolom harus didiamkan selama 1-2 jam?

2.      Apa fungsi penambahan silica gel ke dalam sampel?

3.      Mengapa perlu dilakukan KLT kembali setelah dilakukan kromatografi kolom?

 

Komentar

  1. Saya Desri Indah Rahmadona A1C119041 akan menjawab pertanyaan no 2 yaitu Untuk melindungi ekstrak supaya tetap rata pada saat ditambahkan eluen

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum. Saya Teguh Arizki (A1C119008) akan menjawab permasalah no 1. Hal ini bertujuan agar kolom menjadi jenuh.

    BalasHapus
  3. Saya Ahmad Rivaldi (047) akan menjawab pertanyaan no 3. Pada kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan untuk identifikasi atau pengujian komponen dari suatu zat karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom memberikan pilhan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif.

    BalasHapus

Posting Komentar