Jurnal Praktikum Penentuan Kelas Kelarutan

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PENENTUAN KELAS KELARUTAN



NAMA                     : Novia Rahmadhani

NIM                         : A1C119023

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILIMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021


PERCOBAAN KE-2

 

I.              Judul                 : Penentuan Kelas Kelarutan

II.           Hari/Tanggal    : Senin, 22 Februari 2021

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dilakukan percobaan kali ini adalah

1.             Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

 

IV.        Landasan Teori

Kelarutan merupakan keadaan dimana suatu zat larut dalam pelarut lalu membentuk suatu larutan yang sifatnya homogeny yang terdiri dari solvent dan solute. Molalitas, fraksi mol, rasio mol merupakan satuan konsentrasi untuk kelarutan. Pelarut biasanya berwujud liquid dan dapat berbentuk tunggal atau campuran

(https://books.google.co.id/books?id=DVIMEAAAQBAJ&pg=PA34&dq=kelarutan+adalah&hl=en&s a=X&ved=2ahUKEwjxl-uMpvLuAhXW7HMBHSCABTkQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q= kelarutan%20adalah&f=false)

Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut yang membentuk campuran bersifat homogen. Zat pelarut dan zat terlarut merupakan komponen penyusun dalam larutan. Jumlah zat pelarut lebih banyak daripada zat terlarut. Seperti misalnya larutan gula dalam air. Air merupakan zat pelarut dan gula merupakan zat terlarutnya. Kelarutan merupakan keadaan dimana suatu zat masih dapat larut pada suatu pelarut

(https://saintif.com/larutan-kimia-adalah/amp/#aoh=16137346766881&referrer=https%3A%2F%2F www.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s).

Suhu, ukuran partikel, pengadukan, tekanan, dan kepolaran memberikan pengaruh terhadap kelarutan. Apabila suhu tinggi, maka saat pencampuran meningkatkan kelarutan. Suhu yang tinggi, adanya pengadukan, ukuran partikel yang kecil, dan peningkatan tekanan  dapat menjadi factor yang dapat meningkatkan kelarutan. Zat terlarut polar polar tidak dapat larut pada pelarut non polar dikarenakan tidak terdapat interaksi dipol-dipol pada gaya antarmolekulnya (https://books.google.co.id/books?id=hFMMEAAAQBAJ&pg=PA26&dq=Kelarutan&hl=id&sa=X& ved=2ahUKEwigucyf5vXuAhXI7XMBHSGaAPoQ6AEwA3oECAcQAw#v=onepage&q=Kelarutan&f=false).

Berdasar wujud zatnya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan encer dan larutan pekat. Apabila dalam suatu larutan memiliki jumlah zat terlarut yang sedikit maka larutan tersebut adalah larutan encer.  Sebaliknya,apabila dalam suatu larutan memiliki jumlah zat terlarut yang banyak maka larutan tersebut adalah larutan pekat. Berdasar kemampuan pelarutnya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan jenuh, larutan tidak jenuh, dan larutan lewat jenuh. Apabila terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dengan kemampuan pelarut maka dikatakan larutan jenuh. Apabila jumlah zat terlarut lebih sedikit dibandingkan kemampuan pelarutnya maka dikatakan larutan tidak jenuh. Apabila jumlah zat terlarut lebih banyak dari kemampuan pelarutnya maka dikatakan larutan tersebut adalah larutan lewat jenuh.

(https://books.google.co.id/books?id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA489&dq=Larutan&hl=id&sa=X&ved =2ahUKEwj4uJbH6vXuAhXP4XMBHYA5A-gQ6AEwBnoECAYQAw#v=onepage&q=Larutan&f= false).

  V.      Alat & Bahan

5.1     Alat

1.    Gelas

2.    Sendok

3.    Stopwatch

4.    Alat penumbuk

 

5.2     Bahan

1.    Air Mineral

2.    Air es

3.    Air mendidih

4.    Gula pasir

5.    Gula pasir yang telah ditumbuk halus

 VI.    Prosedur Kerja

6.1         Percobaan I

1.    Disiapkan tiga buah gelas

2.  Diisi masing-masing gelas dengan suhu air yang berbeda namun dengan volume yang sama .   Dimasukkan air mendidih ke dalam gelas 1, air es ke dalam gelas 2, dan air mineral ke dalam gelas 3

3.    Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

4.    Diaduk masing-masing gelas dengan kecepatan yang sama

5. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa   waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

6.    Diamati dan dicatat hasilnya.

 

6.2         Percobaan II

1.    Disiapkan dua buah gelas

2.    Disiapkan masing-masing 2 sendok teh untuk gula pasir yang telah ditumbuk halus dan yang   tidak ditumbuk

3.    Ditambahkan air dengan suhu dan volume yang sama ke dalam gelas.

4.   Dimasukkan gula psir yang tidak ditumbuk ke dalam gelas 1 dan gula yang telah ditumbuk   halus ke dalam gelas 2

5.    Dilakukan pengadukan dengan kecepatan pengadukan yang sama

6. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

7.    Diamati dan dicatat hasilnya.

 

6.3         Percobaan III

1.    Disiapkan dua buah gelas

2.   Diisi masing-masing gelas dengan volume yang berbeda. Gelas 1 diisi dengan volume air kurang lebih 3/4  gelas. Sedangkan gelas 2 diisi dengan volume air kurang lebih 1/4  gelas.

3.    Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

4.    Dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang sama

5. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

6.    Diamati dan dicatat hasilnya.

 

6.4         Percobaan IV

1.    Disiapkan dua buah gelas

2.    Diisi masing-masing gelas dengan air yang volumenya sama

3.    Dimasukkan dua sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

4.    Diaduk larutan pada gelas 1 sedangkan pada gelas 2 tidak diaduk.

5. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

6.    Diamati dan dicatat hasilnya.


Video : https://youtu.be/khyUDtpteYQ

 

Pertanyaan :

1.      Mengapa pada percobaan kedua gula pasir yang digunakan ditumbuk menjadi halus terlebih dahulu?

2.      Pada percobaan III, pada gelas yang manakah gula pasir lebih cepat larut? Mengapa demikian?

3.      Jika diberikan gelas 1 berisi air mineral dengan volume air di dalam gelas kurang lebih 3/4 gelas. Dan pada gelas 2 berisi air mendidih dengan volume air di dalam gelas kurang lebih 1/4 gelas. Pada gelas manakah gula pasir lebih cepat larut?

 

 


Komentar

  1. assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatu, saya mitha udhiyah dengan nim A1C119006. Izin menjawab pertanyaan nomor 2. menurut saya yang akan lebih cepat larut adalah gelas yang berisi air 3/4 karena volume dari pelarut juga sangat menetukan kelarutan dari suatu kelarutan. Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Desi Anis Satriani dengan NIM A1C119014 akan mencoba menjawab pertanyaan no. 1
    menurut saya gula ditumbuk pada percobaan kali ini adalah untuk membandingkan kecepatan larutnya zat dengan gula yang tidak ditumbuk. dimana gula yang ditumbuk akan lebih cepat larut dibandingkan dengan gula yang kasar. hal ini karena semakin kecil ukuran zat terlarut maka akan semakin cepat larut zat terlarut tersebut.

    BalasHapus
  3. Jika diberikan gelas 1 berisi air mineral dengan volume air di dalam gelas kurang lebih 3/4 gelas. Dan pada gelas 2 berisi air mendidih dengan volume air di dalam gelas kurang lebih 1/4 gelas. Pada gelas manakah gula pasir lebih cepat larut adalah tergantung pada gula yang diberikan apabila pada gelas 2 gula nya sama sedikitnya dekat gelas satu gelas dua bisa cepat larut ada panas yang membantu mempercepat larutnya gula tetapi apa bila gulanya banyak tentu gelas satu lebih unggul dari pada gelas 2 karena ada tingkat kelarutan gula berdasarkan pelarutnya yang mana semakin banyak pelarut maka yang terlarut akan semakin banyak tetapi apa bila gula banyak diberikan pada gelas 2 yang berisi air panas tentu juga gula tidak semua larut karena sudah berda pada titik jenuh kelarutan.

    BalasHapus

Posting Komentar