Laporan Praktikum Kimia Organik I Penentuan Kelas Kelarutan

 

LAPORAN  PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PENENTUAN KELAS KELARUTAN




 

NAMA                     : Novia Rahmadhani

NIM                         : A1C119023

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILIMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021


VII.  DATA PENGAMATAN

7.1                   Percobaan I

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

 

Tujuan

 

Hasil

 

1.    Disiapkan tiga buah gelas

2.    Dimasukkan air mendidih ke dalam gelas 1, air es ke dalam gelas 2, dan air mineral ke dalam gelas 3

3.    Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

4.    Diaduk masing-masing gelas menggunakan sendok dengan kecepatan yang sama

5.    Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

 

1.    Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

2.    Air mendidih, air es, dan air mineral : Sebagai zat pelarut

3.    Gula pasir : Sebagai zat terlarut

4.    Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.    Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

 

 

 

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu air

 

1.    Pada gelas yang berisi air mendidih gula larut dalam waktu 1 menit 3 detik

2.    Pada gelas yang berisi air es gula larut dalam waktu 2 menit 18 detik

3.    Pada gelas yang berisi air mineral gula larut dalam waktu 1 menit 47 detik

 

                                                                                                                  

7.2  Percobaan II

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

 

Tujuan

 

Hasil

 

1.    Disiapkan dua buah gelas

2.    Disiapkan masing-masing 2 sendok teh untuk gula pasir yang telah ditumbuk halus dan yang tidak ditumbuk

3.    Ditambahkan air dengan suhu dan volume yang sama ke dalam gelas.

4.    Dimasukkan gula pasir yang tidak ditumbuk ke dalam gelas 1 dan gula yang telah ditumbuk halus ke dalam gelas 2

5.    Dilakukan pengadukan menggunakan sendok dengan kecepatan pengadukan yang sama

6.    Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

1.    Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

2.    Air mineral : Sebagai zat pelarut

3.    Gula pasir yang tidak ditumbuk dan gula pasir yang ditumbuk halus : Sebagai zat terlarut

4.    Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.    Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut jika menggunakan ukuran zat terlarut yang berbeda

 

1. Pada gelas 1 menggunakan gula yang tidak ditumbuk, gula larut dalam waktu 1 menit 33

2. Pada gelas 2 menggunakan gula yang ditumbuk halus, gula larut dalam waktu 48 detik

 

 

7.3  Percobaan III

Prosedur

Fungsi Alat dan Bahan

Tujuan

Hasil

1.     Disiapkan dua buah gelas

2.    Diisi masing-masing gelas dengan volume yang berbeda. Gelas 1 diisi dengan volume air kurang lebih ¾ gelas. gelas. Sedangkan gelas 2 diisi dengan volume air kurang lebih ¼ gelas.

3.    Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

4.    Dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang sama

5.    Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

1.   Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

2.   Air mineral : Sebagai zat pelarut

3.   Gula pasir: Sebagai zat terlarut

4.   Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.   Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

Untuk mengetahui kelarutan gula pasir di volume pelarut yang berbeda

Gula pasir pada volume air yang lebih banyak lebih cepat larut daripada gula pasir di volume air yang sedikit.

 

7.4  Percobaan IV

Prosedur

 

Fungsi Alat dan Bahan

 

Tujuan

 

Hasil

 

1.     Disiapkan dua buah gelas Diisi masing-masing gelas dengan air yang volume dan suhunya sama

2.     Dimasukkan dua sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas

3.     Diaduk larutan pada gelas 1 sedangkan pada gelas 2 tidak diaduk.

4.     Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

1.   Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan

2.   Air  mineral : Sebagai zat pelarut

3.   Gula pasir : Sebagai zat terlarut

4.   Sendok : Alat untuk mengaduk larutan

5.   Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

Untuk mengetahui pengaruh pengadukan pada proses pelarutan

 

1. Pada gelas 1 yang menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 1 menit 28 detik

2. Pada gelas 2 yang tidak menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 6 menit 12 detik

 

 

VIII.  Pembahasan

8.1    Percobaan I

Pada percobaan ini menggunakan air mendidih, air es, dan air mineral untuk melihat kelarutan gula pasir dalam ketiga jenis air tersebut. Dengan jumlah gula pasir yang sama, dimasukkan ke dalam masing-masing gelas yang telah berisi air mendidih, air es, dan air mineral dengan volume air yang sama. Setelah itu dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang sama pula. Hasilnya, gula pada air mendidih lebih cepat larut yaitu dalam waktu 1 menit 3 detik. Hal tersebut terjadi karena pada suhu yang lebih tinggi terdapat banyak molekul yang bergerak dibandingkan pada air yang suhunya lebih rendah. Hal itu menyebkan banyaknya molekul air dan gula pasir yang bertumbukan sehingga ikatan antar molekulnya lebih mudah untuk dipecah.

 

8.2    Percobaan II

       Pada percobaan kedua menggunakan gula pasir biasa dan gula pasir yang sudah dihaluskan. Dengan jumlah zat terlarut yang sama dimasukkan ke dalam air mineral dengan suhu dan volume yang sama serta dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang sama pula. Hasilnya, gula yang sudah ditumbuk halus lebih cepat larut dalam air yaitu dalam waktu 48 detik, sedangkan gula pasir biasa dalam waktu 1 menit 33 detik. Hal tersebut disebabkan karena gula pasir yang telah ditumbuk halus memiliki ukuran partikel yang lebih kecil. Luas permukaan partikel yang berukuran kecil lebih besar sehingga interaksi antar partikel zat terlarut dan pelarut menjadi lebih mudah.

 

8.3    Percobaan III

Pada percobaan ketiga yang dibedakan adalah volume zat pelarutnya. Pada gelas satu menggunakan volume air yang lebih besar dibandingkan gelas 2. Dengan jumlah zat terlarut yang sama, suhu air yang sama, dan pengadukan dengan kecepatan yang sama pula. Hasilnya, gula pada volume air yang lebih cepat larut. Hal tersebut disebabkan celah antara partikel gula pasir dengan molekul air menjadi lebih besar sehingga gula cepat larut.

 

8.4    Percobaan IV

Pada percobaan keempat ini menggunakan volume air, jumlah zat terlarut, dan suhu air yang sama. Namun pada gelas satu dilakukan pengadukan sedangkan pada gelas 2 tidak. Hasilnya, gula pasir yang diaduk lebih cepat larut yaitu dalam waktu 1 menit 28 detik, sedangkan pada gelas yang tidak diaduk gula pasir larut dalam waktu 6 menit 12 detik. Hal tersebut disebabkan peluang tumbukan yang terjadi antara zat terlarut dengan zat pelarutnya lebih besar.

 

IX.  PERTANYAAN

1.      Mengapa gula masih dapat larut dalam air dingin sedangkan garam tidak? Jelaskan

2.      Apakah gula pasir dapat larut di dalam minyak? Jelaskan

3.      Apabila disiapkan dua buah gelas. Gelas pertama menggunakan air mineral dengan volume air ¾ gelas dan 1 sendok gula pasir. Sedangkan pada gelas kedua menggunakan air mendidih dengan volume air ¼ gelas dan 2 sendok gula pasir. Pada kedua gelas dilakukan pengadukan dengan kecepatan yang sama. Gula pasir di gelas manakah yang lebih cepat larut? Mengapa demikian?

 

X.  KESIMPULAN

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada gula pasir yaitu: Suhu, ukuran zat terlarut, volume zat pelarut, dan pengadukan. Pada suhu yang tinggi, ukuran partikel yang lebih kecil, volume zat pelarut yang lebih banyak , dan dilakukan pengadukan menyebabkan zat terlarut lebih cepat larut.

 

XI.  DAFTAR PUSTAKA

Imtihani. Hilya Nur, 2020, Biopolimer Ketosan dan Penggunaannya Dalam Formulasi Obat, Gresik : Penerbit Graniti.

Mirza. Muhammad, 2019, Pengertian Larutan Kimia Beserta jenis dan Komponennya, https://saintif.com/larutan-kimia-adalah/amp/#aoh=16137346766881&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp _tf=Dari%20%251%24s, diakses pada tanggal 19 Februari pukul 18.40.

Sumardjo. Damin, 2008, Pengantar Kimia, Jakarta : EGC.

Wardani. Ratih Kusuma, 2020, Suhu, Waktu dan Kelarutan Kalsium Oksalat Pada Umbi Porang, Gresik : Penerbit Graniti.


Komentar

  1. assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatu, saya mitha udhiyah dengan nim A1C119006 izin menjawab pertanyaan nomor 2. gula apabila didalam miyak maka tidak dapat larut karena gula merupakan polar sedangkan minyak merupakan nonpolar menyebabkan gula tidak dapat larut. suatu zat akan larut dalam zat lain yang sifatnya sama

    BalasHapus
  2. baiklah saya Desi Anis Satriani dengan NIM A1C119014 akan mencoba menjawab no. 3 yang lebih cepat larut adalah gelas kedua, karena zat terlarut atau gula disini lebih cepat larut dalam suhu yang tinggi walaupun keadaan air lebih sedikit. pada suhu yang tinggi molekul zat terlarut lebih banyak bergerak dibandingkan molekul pelarut pada suhu yang rendah

    BalasHapus
  3. baiklah saya dio al kautsar dengan nim a1c119039 akan menjawab pertanyaan nomor 1 gula masih dapat larut dalam air dingin sedangkan garam tidak karena tingkat jenuh kelarutan garam dan gula berbeda karena lebih kecil gula dari pada garam tetapi Penyebabnya karena jumlah pergerakan molekul pada air dingin tidak sebanyak yang ada di air panas. Nah, karena jumlah benturan yang terjadi juga hanya sedikit, maka hal ini kurang bisa merobek ikatan molekul padat yang dicampurkan pada air

    BalasHapus

Posting Komentar