Jurnal Praktikum Kimia Organik I Manipulasi Alat-alat Praktikum Kimia Organik

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

MANIPULASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

 



 

NAMA                     : Novia Rahmadhani

NIM                         : A1C119023

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILIMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021


PERCOBAAN KE-3

 

I.              Judul                 : Manipulasi Alat-alat Praktikum Kimia Organik

II.           Hari/Tanggal    : Senin, 1 Maret 2021

III.        Tujuan              : Adapun tujuan dilakukan percobaan kali ini adalah

Untuk mengetahui bagaimana manipulasi alat praktikum untuk percobaan kromatografi lapis tipis.

 

IV.        Landasan Teori

Suatu metode pemisahan dimana komponen-komponennya dipisahkan menjadi dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak disebut dengan kromatografi. Kromatografi dapat dibedakan menurut mekanisme pemisahan dan alat yang digunakan. Fasa diam dan fasa gerak sangat mempengaruhi pemisahan pada kromatografi (Rohman, 2020).

Dasar dalam pemisahan kromatografi yaitu laju perpindahan zat terlarut yang disebabkan oleh dua factor, yang pertama adalah factor yang menahan zat tersebut dan yang kedua factor yang menggerakkan zat tersebut. Contoh dari kromatografi yaitu kromatografi kertas dan kromatogrfai lapis tipis bila dibedakan menurut alat yang digunakannya. Dalam kromatografi terdapat yang namanya fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dapat berupa cairan maupun padatan, untuk fasa geraknya dapat berupa gas atau cairan (Underwood, 1999).

Alat yang digunakan pada kromatografi lapis tipis adalah plat tipis yang dilapisi dengan adsorben yang merupakan fasa diam. Sedangkan untuk fasa geraknya menggunakan eluen. Bahan yang biasa digunakan untuk melapisi plat tipis adalah alumina, namun terkadang juga menggunakan selulosa. Kromatografi lapis tipis ini tergolong ke dalam kormatografi analitik. Jumlah komponen dalam sampel dapat diketahui melalui kromatografi lapis tipis ini (Anonim, 2013). (https://www.ilmukimia.org/2013/05/kromatografi-lapis-tipis-klt.html#google_vignette)

Pemisahan sampel yang didasarkan pada perbedaan kepolaran sampel dengan pelarut yang digunakan merupakan prinsip dari kromatografi lapis tipis. Pemisahan senyawa yang bersifat tidak suka air merupakan salah satu kegunaan dari kromatografi lapis tipis. Derajat retensi zat dalam fasa diam dapat dinyatakan dengan nilai Rf (Widodo, 2017).

Dalam kegiatan praktikum, terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Salah satunya dalah keterampilan untuk memanipulasi alat atau bahan yang digunakan untuk kegiatan praktikum. Hal ini dapat dilakukan agar dapat menambah pengetahuan peserta didik tentang konsep ilmiah yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan. Ketersediaan saran dan prasarana dalam laboratorium juga dapat menjadi factor peserta didik untuk mengasah keterampilan memanipulasi dalam kegiatan praktikum. (Indriastuti, 2013).

 

V.      Alat & Bahan

5.1     Alat

1.    Kromatografi Lapis Tipis Sederhana

a.    Kertas saring

b.    Penggaris

c.    Pensil

d.   Gunting

e.    Spidol warna

f.     Gelas Kaca

 

2.    Kromatografi Lapis Tipis Standar

a.    Chamber KLT

b.    Gelas ukur

c.    Pipa kapiler

d.   Penjepit

e.    Kertas KLT dan kertas saring

f.     Pensil, gunting, dan penggaris

g.    Pinset

h.    Pipet tetes

i.      Cup plastik

 

5.2     Bahan

1.    Kromatografi Lapis Tipis Sederhan

a.    Air

 

2.    Kromatografi Lapis Tipis Standar

a.    Sampel dan Alizarin Red

b.    Aquadest

c.    Butanol

d.   Etanol

e.    Ammonia

f.     Plat tetes

 

VI.    Prosedur Kerja

 6.1         Kromatografi Lapis Tipis Sederhana

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Dibuat garis menggunakan pensil pada kertas saring sebagai penanda tempat untuk penotolan warna

3.    Ditotolkan menggunakan spidol warna sesuai garis batas pada kertas saring

4.    Disesuaikan tinggi kertas saring dengan gelas kaca

5.    Dimasukkan ke dalam gelas kaca beberapa ml air sesuai garis batas yang telah dibuat

6.    Dimasukkan kertas saring yang telah ditotol menggunakan spidol warna ke dalam gelas kaca

7.    Dipastikan kertas terendam air sampai batas garis penotolan

8.    Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.

 

6.2         Kromatografi Lapis Tipis Standar

1.      Dibuat eluen menggunakan butanol, etanol, dan ammonia dengan perbandingan 3:1:1

2.      Disiapkan chamber KLT

3.      Dimasukkan eluen yang telah dibuat ke dalam chamber KLT

4.      Dihomogenkan larutan dengan cara dikocok

5.      Dijenuhkan eluen dengan memasukkan kertas saring ke dalam chamber KLT

6.      Disiapkan kertas KLT lalu dibuat garis batas bawah kurang lebih 1,5  cm dan garis batas atas kurang lebih 1 cm.

7.     Diberikan koordinat titik pada batas bawah yaitu titik A dan titik B dengan masing-masing jarak 1 cm

8.    Ditotol sampel menggunakan pipa kapiler pada titik koordinat A menggunakan sampel dan pada titik koordinat B menggunakan Alizarn Red

9.      Diangkat kertas saring dari chamber KLT apabila telah selesai proses penjenuhan

10.   Dimasukkan kertas KLT ke dalam chamber KLT

11.   Ditutup rapat chamber KLT untuk proses pemisahan warna

12.   Diangkat dan dikeringkan kertas KLT

13.   Ditandai batas pelarut dan juga sampel dengan garis menggunakan pensil saat proses akan dihentikan

Video : https://youtu.be/qRI2FrDHCcU

            https://youtu.be/1j723FJmLvQ

Pertanyaan :

1.      Apakah terdapat perbedaan apabila menggunakan chamber KLT dan gelas kaca sebagai wadah tempat eluen? Jelaskan

2.      Mengapa harus dilakukan penotolan warna pada percobaan ini? Jelaskan

3.      Mengapa kertas saring baru dapat diangkat setelah proses penjenuhan selesai?

Komentar

  1. Baiklah perkenalkan saya Ike Sonia akan menjawab pertanyaan nomor 2. Hal tersebut dikarenakan untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas saring

    BalasHapus
  2. baiklah saya mitha udhiyah dengan nim A1C119006 izin menjawab pertanyaan nomor 3. kertas saring baru bisa diangkat setelah penjenuhan selesai karena agar Tidak mengganggu proses dari penjenuhuan tersebut

    BalasHapus
  3. baiklah saya dio al kautsar dengan nim a1c119039 akan menjawab pertanyaan nomor 1 nah Apakah terdapat perbedaan apabila menggunakan chamber KLT dan gelas kaca sebagai wadah tempat eluen? sebenarnya tidak karena fungsi chamber adalah sebagai fasa gerak dalam kromatografi berjalan dengan baik dan sama sama terbuat dari kaca dan memiliki fungsi yang sama dengan chamber

    BalasHapus

Posting Komentar